DAFTAR
ISI
Lembar Pengesahan
Halaman Motto
Halaman Persembahan dan
ucapan terima kasih
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
1.2 Identifikasi
masalah
1.3 Pembatasan
masalah
1.4 Tujuan
dan manfaat
1.4.1
Tujuan
1.4.2
Manfaat
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Klasfikasi ikan Mas (Cyprinus carpio)
2.2 Morfologi ikan Mas
BAB III METODOLOGI
3.1 Deskripsi Lokasi
3.2 Metode pengumpulan/perolehan data
3.3 Metode pelaksanaan
3.4 Alat dan bahan
BAB IV HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Teknik Pemijahan Ikan Mas
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kabupaten Bone bolango merupakan kabupaten yang masyarakatnya masih
kurang membudidayakan ikan air tawar. Namun sejak didirikan Balai Benih Ikan
Sentral (BBIS) yang terletak di desa suka damai, masyarakat mulai mengenal ikan
air tawar dengan membudidayakannya. Hingga akhir berkembanglah ikan air tawar
yang berada di bone bolango Khususnya masyarakat desa suka damai.
Adapun ikan yang sering
dibudidayakan antara lain ikan Nila,Lele Dan ikan Mas yang biasanya digukan
sebagai hiasan ataupun ikan penghilang stress menurut orang-orang sekitar
karena warnanya yang bermacam-macam dan cantik, dan untuk ikan Nila Dan Lele
adalah ikan yang paling banyak di konsumsi oleh masyarakat.
Ikan Mas mempunyai prospek pasar yang cukup baik, maka direktorat
jendral perikanan budidaya menetapkan ikan mas sebagai salah satu komuditas
untuk mengsukseskan KIBDUKAN (intesifikasi budidaya ikan) mas maka perlu upaya
untuk memperbaiki perpormance benih dan induk yang ada dimasyarakat melihat
peran balai benih ikan yang ada digorontalo cukup membantu dalam hal penyediaan
benih dan calon induk yag baik. Pengembangan
Balai Benih Ikan Sentral (BBIS) Provonsi Gorontalo dapat dijadikan objek
untuk menambah ilmu dan pengalaman
khususnya pada pembenihan ikan mas melibatkan diri pada kegiatan disana
diharapkan dapat meyerap ilmu dan keterampilan yang di praktekkan disana.
Budidaya ikan air tawar ini telah dikembangkan dalam bentuk
kolam,waduk,dan tambak. Pemijahan ikan air tawar khususnya digorontalo dapat
berkembang dengan baik salah satunya ditentukan oleh factor kualitas air.
Dalam budidaya, mutu kualitas air
yang diperlukan untuk budidaya ikan air tawar haruslah memenuhi persyaratan berikut : oksigen terlarut 5-10
ppm, karbondioksida < 25 ppm, ph 7-8, suhu 25-30oC dengan
perbedaan suhu antara siang dan malam tidak lebih dari 5oC serta
tidak tercemar bahan kimia beracun contohnya minyak atau limbah pabrik.
Adapun kendala yang biasanya timbul adalah, disaat musim kemarau tiba
dimana debit air akan berkurang yang membuat pasokan air kekolam akan berkurang sumber air yang
mengalir berasal dari bendungan yang
pada saat musim hujan, maka air yang masuk ke kolam agak keruh disebabkan air
sungai yang masuk dikolam keruh.
1.2 Indentifikasi
masalah
Berdasarkan latar belakan diatas dapat
diidentifikasi topic-topik permasalahan yang berhubungan dengan pembudidayaan
ikan mas (Cyprinus Carpio) dibalai
benih ikan sentral (BBIS).
-
Bagaimana mengatasi terganggunya
kualitas air terutama mengatasi kekeruhan air yang sering terjadi Di BBIS
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan rumusan permasalahn diatas
maka perlu adanya batasan-batasan masalah oleh karena itu permasalahan yang ada
dibatasi terganggunya kualitas air.
1.3 Tujuan
dan manfaat
1.4.1 Tujuan
Adapun Yang menjadi tujuan dilaksanakannya praktek kerja industry
(PRAKERIN) ini adalah sebagai berikut:
1.
Mempelajari cara/teknik pemijahan pada
ikan mas (Cyiprinus Carpio)
2.
Untuk menambah wawasan dan keterampilan dalam budidaya ikan air
tawar.
3.
Untuk membandingkan ilmu yang didapat
disekolah dengan yang didapat selama melaksanakan praktek kerja industry (PRAKERIN)
di BBIS.
1.4.2
Manfaat
Manfaat yang hendak dicapai dalam
pelaksanaan prakerin ini adalah:
1.
Dapat mempraktekkan secara langsung
teknik pembenihan ikan mas (Cypirinus
Carpio).
2.
Lebih mengetahui alat dan bahan untuk
melakukan tehnik pembudidayaan.
3.
Mengetahui tingkat
produktivitas/pertumbuhan hasil pemijahan ikan.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
2.1 klasifikasi ikan
mas (Cyprinus Carpio)
Pengelolaan ikan mas berdasarkan ilmu
taksonomi hewan (system pengelompokan hewan berdasarkan bentuk tubuh dan
sifatn-sifatnya) dapat dituliskan sebagai berikut :
Phyllum : Chorodata
Subphillum (anak filum) :
Vartebrata
Superclass (induk kelas) : Pisces
Class (kelas) : Osteicihtyes
Subclass (anak Kelas) : Acitinnopeterygii
Ordo (bangsa) : Cypriniformes
Subordo (anak bangsa) : Cyprinoidae
Family (suku) : Cyprinidae
Subfamily (anak suku) : Cyprininae
Genus (marga) : Cyprinus
Spesies (jenis) : Cyprinus Carpio,L.
2.2 Morfologi ikan mas (Cyprinus Carpio)
Menurut djoko suseno ikan mas secara umum
mempunyai sifat-sifat seperti hewan air yakni omnivora yang cenderung ke
karnivora. Berdasarkan fungsinya ikan mas dibedakan menjadi dua kelompok yaitu
ikan komsumsi dan ikan hias. Adapun perbedaan dari dua kelompok ini yakni
terletak pada dua pasangan sungut, dank an hias tidak mempunyai sungut. Menurut
Heru Susanto Ikan Mas memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
Ø Badan
memanjang dan pipih kesamping
Ø Mulut
dapat disembulkan dan terminal
Ø Memiliki
dua pasang sungut
Ø Sirip
punggung panjang dan bagian belakang mengeras
Ø Memiliki
sisik besar dan cycoid
Ø Mempunyai
garis lurus yang lengkap pada pertengahan sirip ekor.
BAB
III
METODELOGI
3.1 Deskripsi Lokasi
Secara administrative lokasi balai benih
ikan sentral (BBIS) Gorontalo terletak diwilayah perbatasan antara kabupaten
bone bolango dan kabupaten gorontalo, yaitu suka damai kecamatan bolango utara kabupaten bone
bolango, dengan letak geografis 0 24 102 Lintang utara dan 121 69 123 32 bujur
timur yang berbatasan dengan:
Ø Sebelah
utara : Sungai bone bolango
Ø Sebelah
Selatan : Desa pilohayanga
Ø Sebelah
Timur : Kecamatan TAPA
Ø Sebelah
barat : Kecamatan Telaga
Sumber air lokasi balai benih ikan
sentral (BBIS) Bersal dari Bendungan Pilohayanga. Luas lahan BBIS yang telah
disiapkan oleh pemerintah provinsi
gorontalo seluas kurang lebih 5 Ha.
Lokasi balai benih ikan sentral (BBIS)
tidak terlalu jauh dari ibu kota provinsi yaitu kurang lebih 10 KM yang dapat
dijangkau dalam waktu 25 menit dengan keadaan roda 4 maupun kendraan roda 2.
Adapun sarana yang telah dimiliki oleh
BBIS sekarang ini adalah sebagai berikut:
v 7
unit kolam induk
v 18
unit kolam calon induk
v 3
unit kolam pemijahan
v 10
unit kolam pendederan
v 5
unit kolam air deras
v 4
unit rumah karyawan type 36
v 1
unit rumah genset
v 1
unit mess siswa
v 1
unit hatchery (indoor) seluas 168 M
v 1
unit bak filter 16x9
v 1
unit bak tendon
v 1
unit aula
v 1
unit gudang pakan
v 9
unit bak pemijahan
3.2 Metode pengumpulan
/ perolehan data
Dalam kegiatan pprakerin ini data yang
diperoleh kegiatan yang dilaksanakan dibalai benih ikan sentral (BBIS) provinsi
gorontalo Sebagai berikut:
Praktek pembeihan ikan
mas (Cyprinus Carpio)
A. Persiapan
B. Seleksi
induk
C. Pemijahan
D. Pendederan
3.3 Metode Pelaksanaan
Kegiatan prakerin ini dilaksanakan selama
3 bulan dari tanggal 1 maret S.D 31 mei 2012 di BBIS, desa suka damai,
kecamatan bolango utara, kabupaten bone bolango, provinsi gorontalo.
3.4 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan
selama kegiatan prakerin ini adalah sebagaimana dalam table berikut ini :
NO.
|
ALAT
DAN BAHAN
|
FUNGSI
|
ALAT
|
||
1.
|
ALKON
SESER
HAPA
KERANJANG
PAKAN
PACUL
SEKOP
EMBER
TIMBANGAN
|
SEBAGAI
POMPA AIR
UNTUK
MENANGKAP IKAN
UNTUK
MENAMPUNG BENIH IKAN MAS
UNTUK
WADAH PEMBERIAN PAKAN
UNTUK
MENGOLAH TANAH
UNTUK
MENGANGKAT TANAH
UNTUK
MENGANGKUT IKAN
UNTUK
MENGUKUR BERAT IKAN
|
BAHAN
|
||
KOLAM
PEMIJAHAN
INDUK
IKAN MAS
KUNING
TELUR
KOLAM
PENDEDERAN
PELET
|
UNTUK
MEDIA PEMIJAHAN IKAN MAS
SEBAGAI
OBJEK YANG DIA AMATI
PAKAN
UNTUK LARVA IKAN MAS
KOLAM
UNTUK LARVA IKAN MAS YANG BERUMUR 5 – 7 HARI
PAKAN
BENIH,CALIN DAN INDUK IKAN MAS
|
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 TEKNIK PEMBENIHAN
IKAN MAS
Selama pelaksanaan kegiatan PRAKERIN
di BBIS Bandungan Dinas Pendidikan
Pendidikan Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo Diperoleh hasil
sebagai berikut:
1.
Persiapan kolam
Adapun persiapan kolam pendederan sebelum
larva atau benih ditebar berikut langkah-langkahnya:
a. Pengeringan
dan Pengolahan Tanah
Pengeringan
dan Pengolahan Tanah dasar kolam dilakukan selama 2-3 hari tergantung cuaca dan kondisi tanah, pengeringan
dihentikan jika dasar tanah retak-retak.
Adapun tujuan pengeringan adalah sebagai
berikut:
-
Memperbaiki struktur dasar kolam
-
Membunuh hama dan penyakit pada kolam
-
Menetralisir senyawa-senyawa beracun dan
menguapkan gas-gas beracun.
b. Perbaikan
pematang
Perbaikan pematang yang bocor, pintu air dan kemalir. Tujuannya yaitu
untuk menghindari masalah yang terjadi selama pemeliharaan benih.
c. Pengapuran
Dalam proses pengapuran kapur yang digunakan adalah kapur pertanian
(kapur tohor), tujuan pengapuran yakni:
-
Menetralisir PH dalam tanah dan air
-
Membunuh sisa-sisa ikan dan hama
-
Menetralisir senyawa-senyawa beracun
yang ada didalam kolam (H3 Dan H2s) dosis kapur
yang digunakan 15-30 Gram/M2
d. Pemupukan
Pemupukan
bertujuan untuk merangsang pertumbuhan pakan alami dalam kolam.
Pupuk yang diguanakan terdiri
dari:
-
Pupuk Organik (kotoran ayam/kompos)
-
Pupuk Anorganik (Urea dan TSP)
Dosis
pupuk organik 250-500 gram/M2 dan Anorganik 15 gram/M2.
e. Pengisian
air
Air dimasukan kedalam kolam dengan ketinggian 30-40 cm untuk pengisian
kedua 75-100 cm kemudian dibiarkan selama 5-7 hari. Hal ini dilakukan untuk
mempercepat pertumbuhan plangkton.
Praktek
pemijahan ikan mas dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
I.
Pematangan induk
Induk ikan mas yang digunakan adalah induk ikan mas yang unggul dengan
berat minimal jantan 500 gram dan sudah berumur 8 bulan sedangkan induk betina
memiliki berat sekitar 2 kg dan berumur minimal 1,5-2 tahun.
Padat penebaran induk dalam kolam pematangan induk dalam kolam air
mengalir yaitu 1 kg setiap 1-4m2 luas kolam. Selama pemeliharaan
diberikan pakan dengan kandungan protein minimal 30% dengan presentase pakan 2%
dengan frekuensi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore Hari. induk yang telah
memijah jika pengelolaan induknya baik dapat matang 1,5 s/d 3 bulan. Pemeliharaan secara terpisah antara induk jantan dan betina merupakan hal
yang mendasar lokasi kolam induk jantan berada dihilir, jauh dari induk betina.
Kepadatan induk harus kurang dari 50% dari kepadatan normal.
II.
Seleksi induk
Sebelum dilakukan pemijahan induk terlebih dahulu diseleksi dengan
tujuan mencari induk yang telah siap untuk memijah yaitu telah matang gonad.
Adapun cirri-cirinya
Induk betina
·
Badan bagiaan perut besar
·
Gerakan lambat
·
Jika perut distriping akan mengeluarkan
cairan berwarna kuning atau sel telur
·
Lubang genital/kelamin agak bengkak dari
berwarna kemerahan.
Induk jantan
·
badan tampak langsing
·
gerakan lincah dan gesit
·
jika perut distriping mengeluarkan
cairan sperma putih kental.
Induk yang telah diseleksi selanjutnya ditimbang dan disimpan dalam bak pemberokan (Puasakan).
Penimbangan ini bertujuan menentukan dosis hormone dan juga untuk penentuan
perbandingan jantan dan betina untuk pemijahan.
III.
Persiapan wadah
Di BBIS jika seleksi induk telah dilakukan, maka tahapan selanjutnya
adalah penyiapan wadah pemijahan.tempat tempat pemijahan berupa bak semen yang
dilengkapi dengan hapa persegi panjang dengan ukuran 7 x 2,5 x 1 M.hapa
tersebut di taru dalam beton dengan 70 cm tenggelam di
dalam air dan agar tidak menampung hapa
tersebut diberi penberat.tempat pemijahan menggnakan hapa untuk memudahkan pada
saat panen larva.
Bag beton sebagai tempat menaruh hapa terlebih dahulu disterilkan
melalui pencucian sampai bersih dengan diterjen dibilas dengan PK agar mencegah
tumbuhnya jamur setelah pemijahan yang dapat mrusak telur.
Kkegiatan selanjutnya yaitu pemasangan kakaban,kakaban berpungsi sebagai
tempat melekatnya telur,umumnya,kakaban dibuat dari ijuk yg dijepit dengan bambu
berukuran 1,5 x 0,4 m. tempatkan kakaban tersebut sekitar 5-10 cm dibawa
permukaan air dan diberi pemberat setelah semuanya siap,kemudian dipasang
airasi.
IV.
Pemjahan dan penetasan telur (semi
alami)
Ikan mas merupakan jenis ikan yang dapat dipesihkan secara alami,semi
alami dan buatan pemijahan ikan mas di BBIS tergantung kebutuhan benih cukup
besar,maka pemijahan yang dlakukan adalah semi alami dan buatan,tapi jika
kebutuhan benih normal dan terdapat induk yang sudah sangat matang maka di
pijahkan secara alami.
Pemberlakuan hormone baik,hipovisa maupun ovaprim.dimana induk ikan
memijah sendiri dalam bak pemijahan sedankan system pemijahan semi alami dengan
cara induk betina disuntik dengan hormon ovaprim dengan dosis 0,5 M/kg induk
betina.pada bak pemijahan ditebarkan induk dengan perbandingan 1:3 (berat tiap
1kg : 3 kg jantan):induk ikan akan memijah setelah 10 – 12 jam setelah
penyuntikan.pagi hari setelah pemijahan induk diangkat agar induk tidak memakan
kembali telur telur yang telah terbuahi.telur yang terbuahi akan berwarna
bening setelah pemijahan (kurang lebih 12 jam)dan telur yang berwarna putih
susu berarti tidak terbuahi
V.
Pemiliharaan dan pemanenan larva
Telur akan menetas pada hari ketiga aau keempat tergantung suhu dalam
bak pemijahan larva yang baru menetas tidak perlu di beri pakan,karena masih
mempunyai cadangan makanan berupa kuning telur.setelah cadangan makanan
habis,telur rebus.caranya sebutir telur ayam matang diambil bagian kuning
telurnya saja,kemudian dihancurkan atau diremas remas dan dilarutkan dalam 250
cc air bersih.setelah terbentuk supensi kemudian disemprotkan secara merata
pada permukaan air dalam bak pemijahan,sebutir kuning telur cukup untuk 100.000
ekor larva.perawatan larva dalam hapa hingga benih berumur 4 – 5 hari atau
paling lama 7 hari,selanjutnya benih dapat dipanen dari hapa.sebelum dipanen
terlebih dahulu diangkat satu persatu dengan hati-hati agar larva tidak terbawa
kedalam kakaban.
VI.
Pendederan benih.
Pendederan adalah kelanjutan pemiliharaan benih ikan mas dari hasil dari
kegiatan pembenihan untuk mencapai ukuran tertentu yang siap di
besarkan,pendederan dilakukan dalam 4 tahap yakni pendederan I,II,III,IV,jangka
waktu pendederan pertama berlangsung selama 2-3 minggu pendederan ke II +
I Bulan selama 3 minggu,pendederan ke III dan keempat IV kurang lebih 1
bulan.tujuan dilakukan pendederan secara bertahap adalah untuk memperoleh hasil
yang berukuran seragam,baik panjang maupun beratnya.
Tingkat pendederan ikan mas
a) Pendederan
I
Ø Ukuran
1-3 cm
Ø Lama
pemeliharaan 3 minggu
Ø Umur
20 hari
Ø Padat
tebar 75-100 ekor/M2
Ø Pemberian
pakan masih mengharapkan pakan alami dan masih
Ø diberikan
pakan tambahan berupa pasta/pakan berbentuk serbuk sebanyak 5%
b) Pendederan
II
Ø Ukuran
3-5 cm
Ø Lama
pemeliharaan 3 minggu
Ø Umur
40 hari
Ø Padat
tebar 50-75 ekor/M2
Ø Pemberian
pakan masih diberikan pakan tambahan berupa pasta/pakan berbentuk serbuk
sebanyak 5%.
c) Pendederan
III
Ø Ukuran
8-12 cm
Ø Lama
pemeliharaan 1 bulan
Ø Umur
100 hari
Ø Padat
tebar 5-8 ekor / m2
Ø Pemberian
pakan masih mengharapkan plankton dan masih di berikan pakan tambahan berupa
pasta/pakan berbentuk serbuk sebanyak 5%
VII.
Pemanenanan benih
Pemanenan benih dilakukan selama pagi hari pkl 04.00-09.00 WIB hal ini
dilakukan untuk menghindari panas terik matahari.air di kolam disurutkan secara
berlahann-lahan supaya benih tak stress.setelah air surut benih ditangkap
dengan seser dan di letakan di bak penampungan sementara,selanjutnya Pecking dan dikirim ke tempat yang
dituju sesuai permintaan.
Bila teridentifikasi ikan terserang farasit pengobatan dapat dilakukan
dengan pemberian garam sebanyak 500-1000 Mg/L dengan cara peredaman selama 24
jam pencegahan serangan koi harpes Virus ( KHV )
Dapat dilakukan dengan memperhatikan
daya dukung kolam,kualitas air media pemelihara pola tanam serta pembenihan immunistimulanI
( Vitamin C ragi.Dll ) yang dicampur
dengan pakan.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari Laporan diatas Diperoleh
kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut:
1.
Ikan mas dapat dipijahkan secara alamai,
dan juga dapat dipijahkan secara semi buatan melalui hormon rangsangan.
2.
Ikan mas baiknya dipijahkan pada ukuran 500 – 1 kg jantan umur
6-8 bulan dan betina ukuran 2 – 4 kg dengan umur 1,5 – 2 tahun.
3.
Pemijahan semi alami merupakan salah
satu tehnik pemijahan yang dilakukan dengan menggunakan hormone ovavrim
(perangsang)
4.
Perbandingan jantan dan betina pada
pemijahan semi alami menggunakan 3:1 yaitu 3 kg jantan dan 1 kg betina.
5.
Larva yang dihasilkan dalam 1 kali
pemijahan dapat mencapai 50.000 – 100.000 ekor/kg induk betina.
6.
Pendederan adalah kelanjutan pemeliharaan benih ikan mas dari hasil
kegiatan pembenihan untuk mencapai ukuran tertentu yang siap dibesarkan.
7.
Pemanenan dilakukan pada pagi hari hal
ini dilakukan untuk menghidari terik matahari.
5.2 Saran
1.
Sangat diharapkan kerja sama yang baik
antara siswa PKL dengan Karyawan agar menumbuhkan rasa semangat saat kegiatan
berlangsung.
2.
Diharapkana sarana dan prasarana agar
bias dijaga dengan baik.
3.
Pemimpin perlu memberikan penghargaan
kepada karyawan, karena pembimbing embutuhkan tenaga dan pikirian yang tinggi
untuk dapat memberikan pemahaman pada siswa PRAKERIN, sehingga itu menjadi
penghargaan dan menjadi hal yang terpenting dalam mendorong karyawan untuk
bekerja lebih professional lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
TEHNIK
BUDIDAYA IKAN MAS